Indonesia
memiliki keanekaragaman anggrek spesies yang sangat besar, diperkirakan sekitar
5.000 jenis anggrek. Spesies anggrek tersebar di hutan-hutan Indonesia. Keadaan
ini merupakan potensi yang sangat berharga bagi perkembangan anggrek di
Indonesia, terutama berkaitan dengan sumber daya genetik anggrek yang sangat
diperlukan untuk menghasilkan anggrek-anggrek silangan yang baik dan unggul.
Salah satu alternatif untuk melestarikan keanekaragaman anggrek adalah
melakukan perbanyakan melalui metode kultur jaringan. Dengan kultur jaringan,
kita dapat melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan anggrek
yang tidak dapat dilakukan secara konvensional. Dengan kultur jaringan juga
dapat dilakukan perbanyakan anggrek dengan jumlah banyak dan dalam waktu
singkat. Selain itu bisa dihasilkan anggrek yang memiliki sifat sama dengan
induknya dan pertumbuhannya relatif seragam.
Pembuatan
Media (untuk 1 liter media)
Ø Alat
dan bahan
1.
Satu buah pisang ambon (diambil 150 g)
2.
Air kelapa (150 ml)
3.
Gula pasir
4.
Agar (8 g)
5.
pH meter/ pH stick
6.
Aquadest
7.
Hotplate + magnetic stirrer/kompor+panci
kecil+pengaduk
8.
Botol-btol steril
9.
Autoclave
Ø Cara
Kerja
- Pisang sebanyak 150 g dihaluskan.
- Disiapkan aquadest sebanyak 500 ml, dimasukkan ke dalam beaker ukuran 1 liter atau panci kecil jika menggunakan kompor
- Ditambahkan pisang yang sudah dihaluskan, air kelapa sebanyak 150 ml, dan gula pasir sebanyak 20 g
- Pemanas dan magnet dinyalakan (jika menggunakan magnetic stirrer ) atau kompor dan diaduk perlahan sampai gula larut
- Pemanas atau kompor dimatikan dan diukur pH media. pH seharusnya sekitar 5,8 jika terlalu basa atau asam maka tambah HCL atau NaoH untuk mendapatkan pH 5,8
- Larutan media ditambah aquadest hingga mencapai volume 1 liter
- Larutan media dipanaskan sampai mendidih kemudian dituangkan ke dalam botol-botol yang sudah steril
- Botol-botol yang sudah diisi media ditutup dan disterilisasi di dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121OC.
Sterilisasi
Buah Anggrek
Ø Bahan
dan alat
1.
Buah anggrek yang sudah masak (tapi
belum pecah)
2.
Bunsen
3.
Alkohol 70%
4.
Pinset
5.
Kapas
6.
Petridish steril
7.
Kertas saring steril
Ø Cara
kerja :
- Buah anggrek dibersihkan /dilap dengan kapas yang sudah dibasahi dengan alkohol 70 %. Cara lain adalah dengan mencuci dengan detergen atau sunlight kemudian dibilas dengan air mengalir
- Buah anggrek dibawa masuk ke laminair air flow cabinet (LAF) dengan petridish steril, pinset steril, alkohol 70 % dalam botol, dan bunsen.
- Bunsen dinyalakan di dalam LAF
- Buah anggrek dicelupkan di dalam alkohol, diangkat sampai sisa alkohol tidak menetesm kemudian dibakar di atas api bunsen. Dilakukan 3 kali.
- Buah anggrek siap untuk dibelah dan ditanam bijinya.
Penanaman/Penaburan
Biji Anggrek Secara In Vitro
Ø Alat
dan bahan
1.
Buah anggrek yang sudah steril
2.
Media perkecambahan/media kultur
3.
Skalpel steril
4.
Pertridish steril
5.
LAF (laminair
air flow)
6.
Alkohol 70%
Ø Cara
kerja
1. Bunsen
dinyalakan
2. Buah
anggrek yang sudah disterlisasi, dibelah dengan scalpel steril
3. Biji
diambil dengan scalpel steril dan ditabur di atas media yang sudah steril
4. Botol
media ditutup lagi dan disimpan di rak-rak inkubasi pada suhu 24-26oC.
Pemeliharaan di dalam botol dilakukakan dengan menjaga kebersihan ruang
penyimpanan (ruangan tertutup) dan bila
perlu dilakukan penyemprotan dengan
menggunakan alkohol 70% seminggu sekali pada bagian luar botol.
5. Pengamatan
dilakukan pada perkecambahan biji dan perkembangan protokorm anggrek.
Proses
Perkecambahan Anggrek
1. Air
terimbibisi ke dalam biji melalui testa dan biji terlihat membengkak
2. Setelah
pembelahan sel terjadi, embrio keluar dari kulit biji
3. Struktur
seperti protokorm (protokorm likes bodies=
plb) terbentuk gumpalan sel
4. Meristem
tunas dapat dilihat pada plb
5. Terjadi
differensi jaringan, terlihat titik tumbuh atau meristem tunas di satu sisi dan
meristem akar (rhizoid) di sisi yang lain. Pada saat ini pertumbuhan menjadi lebih cepat.
6. Dalam
kondisi terang, protokorm menjadi hijau dan lebih banyak daun yang terbentuk.
Klorofil juga semakin banyak terbentuk sehingga tanaman autotrof.
7. Akar
yang sebenarnya mulai terbentuk dan protokorm serta rhizoid (rambut akar) mulai
hilang dan fungsinya digantikan oleh daun dan akar.
Aklimatisasi (Penyesuaian
dengan lingkungan luar)
Aklimatisasi dilakukan
dengan menggunakan anggrek dari dalam botol dengan cara menarik bibit anggrek
satu per satu dengan menggunakan kawat atau memecah botol pada bagian pangkal
botol. Pemecahan botol anggrek dilakukan
apabila kondisi tanaman di dalam pot sudah terlalu besar sedangkan mulut
botol kecil, sehingga apabila mengeluarkan tanaman dengan cara ditarik
menggunakan kawat dikhawatirkan tanaman tersebut akan patah dan mengalami
kerusakan. Bibit anggrek botolan dicuci
supaya tidak ada agar yang menempel pada
bibit anggrek. Kemudian bibit anggrek botolan direndam dengan cairan fungisida
lalu dikeringkan dengan meletakkan bibit anggrek di atas kertas koran. Satu
anggrek botolan yang dikeluarkan kemudian ditanam dalam satu pot disebut compot (community pot). Kemudian tanaman yang telah remaja di dalam compot
kemudian dipindahkan ke dalam single pot
(pot tunggal/seeding) yang berisi
pakis dibagian bawah dan arang di bagian atas pot sebagai media tanam agar
bibit tanaman dapat tumbuh optimal.
Cara
Mengembangkan dan Memperluas Pasar Tanaman
Pemasaran bisnis
anggrek dilakukan di distribusikan ke tengkulak, lalu disalurkan ke pasar-pasar
bunga, misalnya PASTI (Pasar Tanaman Hias) di Bantul. Selain itu bisa juga
dengan mengikuti kegiatan pameran tanaman seperti Pekan Flora Flori Nasional
yang diadakan di Yogyakarta. Melayani
pemesanan yang datang langsung ke kebun dengan memberi bonus beberapa tangkai bunga kepada pembeli. Hal
lain yang juga bisa dilakukan dengan mempromosikan bisnis anggrek melaui media online, baik itu berupa blog
atau website maupun sosial media (Facebook, Twitter, Path dll). Kita juga bisa
bergabung dengan komunitas pecinta tanaman hias agar produk tanaman
budidaya dapat dengan mudah dikenal
orang
Daftar Pustaka
Hendriyanti,Dessy, dkk.
2011. Wirausaha Tanaman Anggrek Secara
Kultur Jaringan.Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Kuswandi, Paramita Cahyaningrum. 2012. “Manual Praktikum
Perkecambahan Anggrek”. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/paramita-cahyaningrum-kuswandi-msc/manual-praktikum-anggrek.pdf
. diunduh tanggal 8 November 2013.
Kuswandi, Paramita Cahyaningrum . 2012. “Budidaya Tanaman Anggrek”. http://staff.uny.ac.id/ sites/default/files/pengabdian/paramita-cahyaningrum-kuswandi-msc/ppm-anggrek-klaten-mita.pdf.
diunduh tanggal 8 November 2013.
Sandra, Edi. 2003. Kultur Anggrek Skala Rumah Tangga. Jakarta
: Agromedia Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar