Rabu, 04 Desember 2013

BUDIDAYA ANGGREK



Indonesia memiliki keanekaragaman anggrek spesies yang sangat besar, diperkirakan sekitar 5.000 jenis anggrek. Spesies anggrek tersebar di hutan-hutan Indonesia. Keadaan ini merupakan potensi yang sangat berharga bagi perkembangan anggrek di Indonesia, terutama berkaitan dengan sumber daya genetik anggrek yang sangat diperlukan untuk menghasilkan anggrek-anggrek silangan yang baik dan unggul. Salah satu alternatif untuk melestarikan keanekaragaman anggrek adalah melakukan perbanyakan melalui metode kultur jaringan. Dengan kultur jaringan, kita dapat melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan anggrek yang tidak dapat dilakukan secara konvensional. Dengan kultur jaringan juga dapat dilakukan perbanyakan anggrek dengan jumlah banyak dan dalam waktu singkat. Selain itu bisa dihasilkan anggrek yang memiliki sifat sama dengan induknya dan pertumbuhannya relatif seragam.
Pembuatan Media (untuk 1 liter media)
Ø Alat dan bahan
1.    Satu buah pisang ambon (diambil 150 g)
2.    Air kelapa (150 ml)
3.    Gula pasir
4.    Agar (8 g)
5.    pH meter/ pH stick
6.    Aquadest
7.    Hotplate + magnetic stirrer/kompor+panci kecil+pengaduk
8.    Botol-btol steril
9.    Autoclave

Ø Cara Kerja
  1. Pisang sebanyak 150 g dihaluskan.
  2.   Disiapkan aquadest sebanyak 500 ml, dimasukkan ke dalam beaker ukuran 1 liter atau panci kecil jika menggunakan kompor 
  3. Ditambahkan pisang yang sudah dihaluskan, air kelapa sebanyak 150 ml, dan gula pasir sebanyak 20 g 
  4. Pemanas dan magnet dinyalakan (jika menggunakan magnetic stirrer ) atau kompor dan diaduk perlahan sampai gula larut
  5. Pemanas atau kompor dimatikan dan diukur pH media. pH seharusnya sekitar 5,8 jika terlalu basa atau asam maka tambah HCL atau NaoH untuk mendapatkan pH 5,8
  6.  Larutan media ditambah aquadest hingga mencapai volume 1 liter
  7.  Larutan media dipanaskan sampai mendidih kemudian dituangkan ke dalam botol-botol yang sudah steril
  8.  Botol-botol yang sudah diisi media ditutup dan disterilisasi di dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121OC.

Sterilisasi Buah Anggrek
Ø Bahan dan alat
1.    Buah anggrek yang sudah masak (tapi belum pecah)
2.    Bunsen
3.    Alkohol 70%
4.    Pinset
5.    Kapas
6.    Petridish steril
7.    Kertas saring steril

Ø Cara kerja :
  1. Buah anggrek dibersihkan /dilap dengan kapas yang sudah dibasahi dengan alkohol 70 %. Cara lain adalah dengan mencuci dengan detergen atau sunlight kemudian dibilas dengan air mengalir 
  2. Buah anggrek dibawa masuk ke laminair air flow cabinet (LAF) dengan petridish steril, pinset steril, alkohol 70 % dalam botol, dan bunsen. 
  3. Bunsen dinyalakan di dalam LAF 
  4. Buah anggrek dicelupkan di dalam alkohol, diangkat sampai sisa alkohol tidak menetesm kemudian dibakar di atas api bunsen. Dilakukan 3 kali. 
  5. Buah anggrek siap untuk dibelah dan ditanam bijinya.

Penanaman/Penaburan Biji Anggrek Secara In Vitro
Ø Alat dan bahan
1.    Buah anggrek yang sudah steril
2.    Media perkecambahan/media kultur
3.    Skalpel steril
4.    Pertridish steril
5.    LAF (laminair air flow)
6.    Alkohol 70%
Ø Cara kerja
1.      Bunsen dinyalakan
2.      Buah anggrek yang sudah disterlisasi, dibelah dengan scalpel steril
3.      Biji diambil dengan scalpel steril dan ditabur di atas media yang sudah steril
4.      Botol media ditutup lagi dan disimpan di rak-rak inkubasi pada suhu 24-26oC. Pemeliharaan di dalam botol dilakukakan dengan menjaga kebersihan ruang penyimpanan  (ruangan tertutup) dan bila perlu dilakukan  penyemprotan dengan menggunakan alkohol 70% seminggu sekali pada bagian luar botol.
5.      Pengamatan dilakukan pada perkecambahan biji dan perkembangan protokorm anggrek.

Proses Perkecambahan Anggrek
1.    Air terimbibisi ke dalam biji melalui testa dan biji terlihat membengkak
2.    Setelah pembelahan sel terjadi, embrio keluar dari kulit biji
3.    Struktur seperti protokorm (protokorm likes bodies= plb) terbentuk gumpalan sel
4.    Meristem tunas dapat dilihat pada plb
5.    Terjadi differensi jaringan, terlihat titik tumbuh atau meristem tunas di satu sisi dan meristem akar (rhizoid) di sisi yang lain. Pada saat ini pertumbuhan  menjadi lebih cepat.
6.    Dalam kondisi terang, protokorm menjadi hijau dan lebih banyak daun yang terbentuk. Klorofil juga semakin banyak terbentuk sehingga tanaman autotrof.
7.    Akar yang sebenarnya mulai terbentuk dan protokorm serta rhizoid (rambut akar) mulai hilang dan fungsinya digantikan oleh daun dan akar.

Aklimatisasi (Penyesuaian dengan lingkungan luar)
Aklimatisasi dilakukan dengan menggunakan anggrek dari dalam botol dengan cara menarik bibit anggrek satu per satu dengan menggunakan kawat atau memecah botol pada bagian pangkal botol. Pemecahan botol anggrek dilakukan  apabila kondisi tanaman di dalam pot sudah terlalu besar sedangkan mulut botol kecil, sehingga apabila mengeluarkan tanaman dengan cara ditarik menggunakan kawat dikhawatirkan tanaman tersebut akan patah dan mengalami kerusakan. Bibit anggrek botolan  dicuci supaya tidak ada  agar yang menempel pada bibit anggrek. Kemudian bibit anggrek botolan direndam dengan cairan fungisida lalu dikeringkan dengan meletakkan bibit anggrek di atas kertas koran. Satu anggrek botolan yang dikeluarkan kemudian ditanam dalam satu pot disebut compot (community pot). Kemudian tanaman yang telah remaja di dalam compot kemudian dipindahkan ke dalam single pot (pot tunggal/seeding) yang berisi pakis dibagian bawah dan arang di bagian atas pot sebagai media tanam agar bibit tanaman dapat tumbuh optimal.


Cara Mengembangkan dan Memperluas Pasar Tanaman
Pemasaran bisnis anggrek dilakukan di distribusikan ke tengkulak, lalu disalurkan ke pasar-pasar bunga, misalnya PASTI (Pasar Tanaman Hias) di Bantul. Selain itu bisa juga dengan mengikuti kegiatan pameran tanaman seperti Pekan Flora Flori Nasional yang diadakan di Yogyakarta. Melayani  pemesanan yang datang langsung ke kebun dengan memberi bonus  beberapa tangkai bunga kepada pembeli. Hal lain yang juga bisa dilakukan dengan mempromosikan  bisnis anggrek  melaui media online, baik itu berupa blog atau website maupun sosial media (Facebook, Twitter, Path dll). Kita juga bisa bergabung dengan komunitas pecinta tanaman hias agar produk tanaman budidaya  dapat dengan mudah dikenal orang
                                                                                        



Daftar Pustaka
Hendriyanti,Dessy, dkk. 2011. Wirausaha  Tanaman Anggrek Secara Kultur Jaringan.Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Kuswandi, Paramita  Cahyaningrum. 2012. “Manual Praktikum Perkecambahan Anggrek”. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/paramita-cahyaningrum-kuswandi-msc/manual-praktikum-anggrek.pdf . diunduh tanggal 8 November 2013. 
Kuswandi, Paramita Cahyaningrum  . 2012. “Budidaya Tanaman Anggrek”. http://staff.uny.ac.id/ sites/default/files/pengabdian/paramita-cahyaningrum-kuswandi-msc/ppm-anggrek-klaten-mita.pdf. diunduh tanggal 8 November 2013.
Sandra, Edi. 2003. Kultur Anggrek Skala Rumah Tangga. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar