Rabu, 27 Juni 2012

bunga


BUNGA (FLOS)



Bunga merupakan alat reproduksi generatif yang muncul hanya pada saat tumbuhan telah mencapai usia tertentu. Bunga dikatakan lengkap atau sempurna bila memiliki alat kelamin jantan (benang sari), alat kelamin betina (putik) dan perhiasan bunga (kelopak dan mahkota).



Bagian-Bagian Bunga, diantaranya:

·         Tangkai bunga (pedicellus)

Tangkai bunga merupakan bagian bunga yang masih jelas bersifat batang.

·         Dasar bunga (receptaculum)

Dasar bunga merupakan ujung percabangan yang terhenti pertumbuhannya dan menjadi tempat tumbuhnya perhiasan dan kelamin bunga.

·         Perhiasan bunga (perianthium)

1.      Kelopak (calyx)

Kelopak merupakan bagian perhiasan bunga yang terdapat pada linngkaran luar, bisanya berwarna hijau dan terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Kelopak berfungsi untuk melindungi bunga pada saat bunga berbentuk kuncup.

2.      Kelopak Mahkota bunga (corolla)

Mahkota merupakan bagian perhiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya memiliki warna yang menyolok dan terdiri atas sejumlah daun kelopak (petala). Mahkota bunga berfungsi untuk menarik serangga agar menghisap madu dan membantu penyerbukan.



·         Benang sari (stamen)

Benang sari merupakan alat kelamin jantan. Benang sari memiliki tangkai (filamen) dan kepala sari (anthera) dimana pollen (serbuk sari) dihasilkan.

·         Putik (pistillium)

Putik merupakan alat kelamin betina. Putik tersusun  dari beberapa bagian  yaitu bakal buah (ovarium), tangkal putik (stylus) dan kepala putik (stigma).

                                     gambar. struktur bunga




Senin, 25 Juni 2012

Sida rhombifolia L. (sidaguri)

Sida Rhombifolia L.
(Sidaguri)

Nama lokal yang terdapat di Indonesia adalah Sumatera (guri, sidaguri, saliguri), Jawa (sadagori, sidaguri, otok-otok, taghuri, sidagori), Nusa Tenggara (kahindu, dikira) dan Maluku (hutu gamo, bitumu,digo,sosapu)

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom           : Plantae

Divisi                 : Spermatophyta

Sub Divisi          : Angiospermae

Kelas                  : Dicotyledoneae

Sub kelas           : Choripetalae gol. Dialypetalae

Ordo                  : Malvales

Familia               : Malvaceae

Genus                : Sida

Spesies               : Sida rhombifolia L. (Weittstein, 1935).


Morfologi:
Akar (Radix) : Sida rhombifolia L mempunyai sistem perakaran tunggang yang berwarna cokelat.
Batang (Caulis) : Sida rhombifolia L.  berkayu (lignosus) yang berupa semak, berbentuk bulat, sifat permukaan memperlihatkan berkas-berkas daun, arah tumbuh tegak lurus, percabangan monopodial, sifat cabang sirung pendek, arah tumbuh cabang condong ke atas.
Daun (Folium) : Sida rhombifolia L. merupakan daun tunggal, susunan duduk daun berhadapan berseling (folia disticha), bangun daun (ovatus), ujung daun runcing, tipe pangkal daun tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, panjang 1,5-4 cm, lebar 1-1,5, permukaan atas berwarna hijau, permukaan bawah warnanya lebih muda.
  Bunga (Flos) : Sida rhombifolia L. merupakan bunga tunggal berbentuk corong dan berwarna kuning cerah yang keluar dari ketiak daun, mekar ketika pukul 12 siang dan layu sekitar tiga jam kemudian, berkelamin 2 (banci) karena terdapat putik dan benang sari, 5 kelopak yang berlekatan, 5 mahkota yang tidak berlekatan,  jumlah benang sari tak terhingga, jumlah putik 5, simetri banyak (*) dan posisi ovarium menumpang (superior).
Buah (Fructus) : Sida rhombifolia L. berupa buah kendaga, buah muda berwama hijau, buah tua berwarna hitam.                                                
   Biji (Semen) : Sida rhombifolia L. berbentuk bulat, kecil dan berwarna hitam.


Habitat :
Tanaman Sida rhombifolia L. tumbuh liar di tepi jalan, halaman berumput, hutan, ladang, dan tempat-tempat dengan sinar matahari cerah atau sedikit terlindung. Tanaman ini tersebar pada daerah tropis di seluruh dunia dari dataran rendah sampai 1.450 m dpl. Tanaman ini tumbuh subur dengan sinar matahari yang cukup.
Sifat kimiawi dan efek farmakologis:
Bagian akar, batang dan daun dalam keadaan segar dan dikeringkan Sida rhombifolia L. yaitu memiliki khasiat sebagai antiradang, penghilang nyeri (analgesik), peluruh kencing (diuretik), peluruh haid, pelembut kulit,  merangsang enzim pencernaan, mempercepat pematangan bisul, dan peluruh dahak (ekspektoran).  Kandungan kimia daun Sida rhombifolia L. mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, dan minyak atsiri. Batang mengandung  kalsium oksalat dan tanin. Akar mengandung alkaloid, steroid, dan efedrine.

Kegunaan/ khasiat:
1.      Rematik
Cuci akar sidaguri kering (30 g), lalu iris tipis-tipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
2.      Bisul kronis
Untuk obat yang diminum, iris tipis batang dan akar sidaguri kering (60 g). Tambahkan gula merah (30 g) dan air matang secukupnya sampai simplisia terendam seluruhnya, lalu tim. Setelah dingin, minum airnya sekaligus.
Untuk obat luar, cuci lima jari akar sidaguri, lalu tumbuk halus. Tambahkan air garam secukupnya sambil diremas. Gunakan ramuan ini untuk menurap bisul, lalu balut. Lakukan dua kali sehari.
3.      Ekzema
Cuci herba sidaguri segar (60 g), lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan  air masak  sampai terendam seluruhnya dan tim. Setelah dingin, minum airnya.
4.      Kulit gatal, kurap pada kepala
Cuci daun sidaguri segar secukupnya, lalu tumbuk  halus . tambahkan minyak kelapa, lalu aduk sampai merata. Oleskan pada kulit yang gatal atau kurap. Ulang sehari tiga kali, sampai sembuh.
5.      TBC kelenjar
Untuk obat yang diminum, cuci herba sidaguri  segar (60 g), lalu potong-potong  seperlunya. Tambahkan daging (60 g), lalu tim. Setelah dingin, minum airnya dan dagingnya dimakan. Untuk obat luar, giling daun segar sampai halus, lalu tempelkan pada kelenjar limfe yang membesar.
6.      Terlambat haid
Cuci akar sidaguri (30 g), lalu cincang halus. Tambahkan daging (30 g), lalu rebus. Setelah dingin, minum airnya dan makan dagingnya. Lakukan sampai beberapa hari.
7.      Cacing keremi
Cuci daun sidaguri segar (setengah genggam), lalu giling sampai  halus. Tambahkan tiga perempat cangkir air matang dan sedikit garam, lalu peras dengan kain. Minum air saringannya sekaligus. Lakukan dua kali sehari.
8.      Sesak napas (asma)
Potong tipis akar sidaguri (60 g), tambahkan gula pasir  (30 g), lalu rebus  dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
9.      Perut mulas
Kunyah akar sidaguri dan jahe secukupnya, lalu telan airnya.
10.  Sakit gigi
Kunyah akar sidaguri secukupnya dengan gigi yang sakit
11.  Luka berdarah
Cuci akar sidaguri segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Tampelkan pada luka yang berdarah, lalu balut.
Untuk perempuan hamil dilarang menggunakan tumbuhan ini

Sumber:
Dalimarta, Setiawan. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 3. Jakarta: Puspa Swara.






Selasa, 20 Maret 2012

Guru2ku di SMA Negeri 1 Sungaiselan


staf Guru di SMA Negeri 1 Sungaiselan






  

Rauvolfia serpentina


sel prokariotik dan eukariotik

Ciri – Ciri Sel Prokariotik dan Eukariotik
Ciri-ciri sel prokariotik :
    Tidak memiliki inti sejati (nukleus)
    DNA tidak terstruktur dalam bentuk nukleus
    Struktur sel  relatif kecil dan sederhana
    Tidak mempunyai organel yang dibatasi membran dalam sitoplasma sel
    Memiliki kromosom tunggal
    Batasnya dalah membran plasma
    Organismenya, seperti: bakteri dan monera ( ganggang biru)
Ciri-ciri sel eukariotik :
    Memiliki inti sel sejati (nukleus)
    DNA sel  terletak di dalam nukleus
    Struktur sel lebih kompleks
    Nukleus dikelilingi oleh sitoplasma sel
    Memiliki lebih dari satu kromosom
    Organismenya, seperti: tumbuhan, hewan, protista dan fungi